Rabu, 14 Maret 2012

PROFIL WISATA KPH CIAMIS


1. WANA WISATA CITUMANG

Gambaran Umum Potensi Wana Wisata Citumang
1.1. Letak dan Luas
Luas WW Citumang adalah 6,6 ha yang terletak pada Petak : 13.b  RPH Cisaladah BKPH Pangandaran KPH Ciamis, sedangkan menurut administrasi pemerintahan termasuk Desa Bojong Kecamatan Parigi, Kabupaten Ciamis.
Wana wisata ini terletak pada ketinggian antara 100 –150 m dpl, konfigurasi lapangan umumnya datar. Kawasan ini mempunyai suhu udara antara 25 – 280 C.

1.2.Potensi Kawasan
Wana wisata ini berupa hutan lindung yang  memiliki  sumber air  berupa mata air dan sungai yang saat ini dimanfaatkan untuk wisata tirta berupa Pemandian Alam dan mengairi lahan pertanian dan kebutuhan air bersih masyarakat di sekitarnya. Potensi visual lansekap menuju lokasi cukup menarik dengan pemandangan alam berupa : panorama hutan dan batuan karst, sedangkan gejala alam/potensi visual lansekap di dalam kawasan yang mempunyai karakteristik khas adalah air terjun sungai dan panorama alam.

Nama Citumang lahir dikarenakan setelah aliran hulu sungai keluar dari gua kemudian jatuh membentuk curug/air terjun, akan tetapi dibalik Curug tersebut terdapat sebuah gua lain yang cukup panjang persis dibawah permukaan sungai yang berada di atasnya. Sedangkan airnya sama bersumber dari gua yang berada di hulu. Sehingga numpang (berada diatasnya), yang berasal dari kata Cai=Air dan Tumpang (numpang) = diatasnya, akan tetapi masyarakat lebih suka menyebutnya sebagai  Citumang daripada Citumpang.

1.3. Hidrologi
Keadaan hidrologi di kawasan wana wisata Citumang  terbesar berasal dari sungai Citumang yang digunakan oleh masyarakat Desa sekitar hutan sebagai sumber mata air utama,

1.4.Fasilitas
Jenis fasilitas yang tersedia saat ini adalah :
1.    MCK
2.    Jalan setapak hutan ( Trail )
3.    Camping Ground
4.  SELTER
5.  KOLAM GUBYAG
6  Kamar ganti


 1.5.Aksesibilitas
Wana wisata ini dapat dicapai dari berbagai Kota dengan kondisi jalan pada umumnya beraspal dan dapat dilalui kendaraan roda empat.   Dari Masih ada jalan setapak yang harus dilalui untuk mencapai WW Citumang melewati pedesaan + sepanjang 400 meter.

Beberapa jalur perjalanan dapat ditempuh sbb :

1.Garut – Tasikmalaya – Ciamis - Banjar – Pangandaran – Citumang : + 195 KM
2.Bandung – Tasikmalaya – Ciamis - Banjar – Pangandaran – Citumang: + 235 KM
3.Cirebon – Kuningan – Ciamis – Banjar - Pangandaran – Citumang : + 195 KM
4.Cilacap/Purwokerto – Kalipucang – Pangandaran - Citumang : + 105 KM
5.Pangandaran – Citumang : + 15 KM
1.6.Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (ODTWA)
1.    Sebelum memasuki Objek Wisata Citumang , pengunjung disuguhi pemandangan nuansa pedesaan berupa hamparan persawahan .
2.    Aliran air sungai yang sangat jernih terutama pada musim kemarau
3.    Lingkungan di sekitar objek wisata merupakan Hutan Lindung dan Hutan Produksi jenis Jati dan Mahoni
4.    Bentang alam berupa hamparan batuan Karst

kita jg dapat melompat dari ketinggian 10meter dengan mendaki dahan2 pohon yang kokoh di depan gua,,,,sungguh santapan adrenalin yang bener2 seru,,,,tapi jika anda kurang berani,,,anda jg dapat berisirahat di kucuran air terjun kecil,,,,dipijat dengan air sangat menyenangkan,,,,ada juga dapat melompat ke sungai itu dari air terjun kecil berketinggian 2.5meter,,,,untuk dalamnya sungai ini sekitar 2-3meteran,,,jadi tidak perlu takut tertabrak batu2 kali,,,dan arus tidak deras,,,disarankan datang pas musim kemarau,,,agar arus tidak deras dan airnya jernih,,,

dan anda dapat duduk didalam gua yang letaknya tepat dibawah airterjun kecil,,,sungguh menyenangkan,,,,

1.7.Aktivitas Wisata
Aktivitas wisata yang dapat dilakukan di Wana Wisata Citumang diantaranya :
1.    Berenang pada aliran sungai Citumang
2.    Outbond
3.    Trekking
4.    Bersampan / Cannoing
5.    Camping
6.    Sight Seeing
7.    Pendidikan & Penelitian
 

1.8.Sarana Tambahan Usaha yang bisa dikembangkan
1.    Arena Flying Fox                             
2.    Perahu dayung/Canno                  
3.    Ban / Pelampung                            
4.    Kantin                                                
5.    Sewa Tenda Doom       
  

2.WANA WISATA KARANG NINI

Gambaran Umum Potensi Wana Wisata Karangnini
2.1. Letak dan Luas
Wana Wisata Karangnini teretak pada areal hutan produksi petak : 68 & 69 RPH Kalipucang BKPH  Pangandaran  ,Kesatuan Pemangkuan Hutan Ciamis. Secara geografis terletak pada : 7o41’5” LS dan 108o45’25” BT , terletak pada ketinggian 0 s/d 45 meter dpl dengan luas + 90 Ha.
2.2.Topografi dan Tanah
Keadaan topografi Wana Wisata Karangnini bervariasi mulai datar hingga berbukit dan sebagian besar bergelombang. Keadaan tanahnya termasuk dalam kategori laterit dan alluvial.
 2.3. IKLIM
Areal Wana Wisata Karangnini mempunyai suhu antara 22oC – 24oC sedangkan suhu maksimum mencapai 35oC. Serta kelembaban udara sekitar 85% dengan Curah huja rata-rata 3500 mm/tahun, curah hujan tertinggi terjadi antara bulan Oktober-November dan terendah terjadi antara bulan April-Mei.
2.4. Hidrologi
Keadaan hidrologi di kawasan wana wisata Karangnini  terbesar berasal dari sumber mata air Cikabuyutan yang digunakan oleh masyarakat Desa sekitar hutan sebagai sumber mata air utama, selain itu masyarakat setempat juga membuat sumur sendiri , saat ini Pondok wisata Karangnini memperoleh air bersih dari Sumur Bor Dalam yang mana pada kondisi musim kemarau debet airnya menurun.
  2.5.Aksesibilitas
Wana Wisata Karangnini sebenarnya terletak pada jalan / jalur wisata menuju Objek Wisata Pantai Pangandaran yang merupakan salah satu objek wisata Primadona di Jawa Barat. Hanya saja , karena letaknya yang menjorok kedalam sejauh + 2,5 Km serta kondisi jalannya yang kurang baik menjadi salah satu penyebab kurangnya tinggkat kunjungan ke WW Karangnini.
Dengan letaknya yang berjarak + 9 Km sebelum Pangandaran , Wana Wisata Karangnini dapat ditempuh dari berbagai arah baik Jawa Barat maupun Jawa Tengah yang dilewati oleh berbagai jenis kendaraan umum (Bus,Mini Bus, Elf dll). Paling tidak ada 4(empat) perjalanan yang dapat ditempuh yakni :
1.Garut – Tasikmalaya – Banjar -Ciamis – Kalipucang – Karangnini : + 170 KM
2.Bandung – Tasikmalaya – Banjar -Ciamis – Kalipucang – Karangnini : + 210 KM
3.Cirebon – Kuningan – Ciamis – Banjar - Kalipucang – Karangnini : + 170 KM
       4.Cilacap/Purwokerto – Kalipucang – Karangnini : + 95 KM
2.6.Fasilitas
 Fasilitas yang tersedia di lokasi wana wisata ini sbb :
1.Papan petunjuk,
2.Pos jaga
3.Pondok Wisata,
4.Loket karcis,
5.Tempat parkir,
6.Jalan setapak,
7.Instalasi air,
8.Tempat sampah,
9.Shelter, pagar pengaman,
10.MCK
11.Menara pengintai, Pondok Wisata,
12.Pusat informasi dan beberapa
13.Warung / Kantin
 
2.7. Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTWA)
Kawasan Wana Wisata Karangnini  memiliki Objek dan Daya Tarik Wisata yang cukup bervariasi , yang dapat mengakomodasi berbagai keinginan wisatawan  . Potensi ODTWA yang ada diantaranya :   
1.    Pantai Perelek ( merupakan hamparan terumbu karang  yang ditumbuhi oleh biaota laut sebagai sarana bagi Pendidikan dan penelitian Biota Laut serta kegiatan menyelam ataupun Snorkelling )
2.    Hutan Pantai dengan formasi Baringtonia merupakan hamparan hutan pantai yang didominasi oleh tumbuhan jenis Butun (Baringtonia asiatica) , Nyamplung (Callophylum innophylum), Pandan Laut (Pandanus tectorius), Waru Laut (Hibiscus tilliceus).
3.    Vegetasi Pes-Caprae (merupakan formasi vegetasi yang khas pada pesisir/pantai berpasir yang didominasi oleh tumbuhan Kangkung laut ( Ipomoea pescaprae).
4.    Hutan Tanaman Jati ( wisatawan bisa mengamati/mengobservasi mengenali jenis tumbuhan Jati dan Mahoni , bahkan wisatawan bisa mengamati bagaimana proses kegiatan Pengelolaan Hutan Tanaman Jati / Teak Plantation Forest Management mulai dari kegiatan Persemaian, Tanaman ,Pemeliharaan Hutan hingga kegiatan Produksi/Tebangan).
5.    FAUNA yang sering dijumpai diantarnya  Kera (Macacca fascicularis) dan Lutung (Trachipytecus auratus sondaicus), sedangkansatwa lain yang terdapat dikawasan wisata Karangnini diantaranya Landak (Hystrix bracyura), Trenggiling (Manis javanica), , Kancil (Tragulus javanicus), Ayam Hutan (Gallus.g.varius),Burung Tulumtumpuk (Megalaema javensis), Burung Raja Udang (Halcyon spp), Ular Sanca (Phyton molurus) dll.
6.    Situs Budaya Cikabuyutan ( Situs Budaya ini memiliki nilai mistis yang cukup tinggi bagi sebagian masyarat sehingga untuk memasukinya diharuskan datang kepada Juru Kunci / Kuncen terlebih dahulu. Selain itu  wisatawan umum bisa mengamati / menikmati Sumber Mata Air  Tujuh yang konon bisa bikin Awet Muda)
     
2.8.  Pengembangan Wana Wisata Karangnini

Dalam rangka untuk menarik minat wisatawan agar mau datang ke Wana Wisata Karangnini dan untuk menambah pendapatan selain Ticket Masuk , maka perlu adanya pengembangan sarana wisata maupun sarana tambahan usaha lain .

2.9 Sarana Tambahan Usaha yang bisa dikembangkan

1.    Arena Flying Fox                           
2.    Kantin                                              
3.    Penataan Camping Ground        
4.    Arena Mini Cross   / ATV                       

2.10. Aktivitas wisata yang dapat dilakukan diantaranya :
1.    Recreation , Sight seeing & Refreshing ( melihat keindahan pemandangan alam )
2.    Pendidikan & Penelitian ( observasi lingkungan alam baik flora , fauna , terumbu karang , maupun gejala fisik terbentuknya Goa Alam , Situs Budaya Batu Kalde dan Situs sejarah Goa Jepang)
3.   Trekking ( Kegiatan Penjelajahan hutan dan pantai hingga ke terowongan tempo dulu Wilhelmina Tunnel sepanjang 1200 meter)
4.    Wisata Menginap ( Camping dan Pondok Wisata )
5.    Outdoor Activity lainnya ( Outbond / Flying Fox )

3.TWA PANGANDARAN
Gambaran Umum Potensi Taman Wisata Alam Pangandaran
3.1. Letak dan Luas
Taman Wisata Alam Pangandaran teretak berhimpitan dengan kawasan konservasi Cagar  Alam Pangandaran . Secara geografis terletak pada : 7o30’ LS dan 108o30’- 109o BT , terletak pada ketinggian 0 s/d 75 meter dpl dengan luas + 37,7 Ha, dengan luas Blok Pemanfaatan seluas + 20 Ha. Secara administratif termasuk wilayah Desa Pangandaran, Kec.Pangandaran Kabupaten Ciamis.
 3.2.Topografi dan Tanah
Keadaan topografi Taman Wisata Alam Pangandaran bervariasi mulai landai hingga berbukit. Sedangkan keadaan tanahnya rediri dari jenis Podsol kuning, Podsol kuning merah, Latosol Coklat dan litosol.
3.3. IKLIM
Areal Taman Wisata Alam Pangandaran  mempunyai suhu antara : 25oC – 30oC serta  kelembaban udara sekitar : 80%-90% dengan Curah huja rata-rata : 3196 mm/tahun, curah hujan tertinggi terjadi antara bulan Oktober-Maret dan terendah terjadi antara bulan Juli-September.
 3.4. Hidrologi
Keadaan hidrologi di kawasan Taman Wisata Alam  terbesar berasal dari sumber mata air Sungai Cikamal dan Sungai Cirengganis, dimana sekalipun pada musim kemarau kedua sungai ini hampir tidak pernah kering. Sumber air dari sungai Cirengganis dahulu dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dikawasan Taman Wisata.
 3.5.Aksesibilitas
Taman Wisata Alam Pangandaran  terletak berdampingan dengan Objek Wisata Pantai Pangandaran yang merupakan salah satu objek wisata Primadona di Jawa Barat. Dengan letaknya yang berdampingan dengan Pantai Pangandaran  , maka  :
1.Garut – Tasikmalaya – Banjar -Ciamis – Kalipucang – Pangandaran            : + 180 Km
2.Bandung – Tasikmalaya – Banjar -Ciamis – Kalipucang – Pangandaran       : + 220 Km
3.Cirebon – Kuningan – Ciamis – Banjar - Kalipucang – Pangandaran             : + 185 Km
4.Cilacap/Purwokerto – Kalipucang – Pangandaran                                          : + 165 Km
 3.6. Potensi Objek dan Daya Tarik Wisata (ODTWA)
Kawasan Taman Wisata Alam Pangandaran memiliki objek dan Daya Tarik Wisata yang cukup bervariasi , yang dapat mengakomodasi berbagai keinginan wisatawan  . Potensi ODTWA yang ada diantaranya :        
1. Pantai Pasir Putih Timur dan Barat ( merupakan hamparan terumbu karang  yang ditumbuhi oleh biota laut sebagai sarana bagi Pendidikan dan penelitian Biota Laut serta kegiatan menyelam ataupun Snorkelling)
2.    Hutan Pantai dengan formasi Baringtonia merupakan hamparan hutan pantai yang didominasi oleh tumbuhan jenis Butun (Baringtonia asiatica) , Nyamplung (Callophylum innophylum), Pandan Laut (Pandanus tectorius), Waru Laut (Hibiscus tilliceus).
3.    Vegetasi Pes-Caprae (merupakan formasi vegetasi yang khas pada pesisir/pantai berpasir yang didominasi oleh tumbuhan Kangkung laut ( Ipomoea pescaprae).
4.    Hutan Tanaman Jati dan Mahoni (wisatawan bisa mengamati/mengobservasi mengenali jenis tumbuhan Jati dan Mahoni  ).
5.    Hutan Dataran Rendah (wisatawan dapat mengamati kondisi hutan dataran rendah yang didominasi oleh jenis tumbuhan alam mulai tumbuhan bawah hingga pepohonan, epiphyta dan parasit )
6.    FAUNA (seperti Kera(Macacca fascicularis) , Lutung (Trachipytecus auratus sondaicus), Landak (Hystrix bracyura), Trenggiling (Manis javanica), Rusa (Cervus timorensis, Kancil (Tragulus javanicus),Burung Kangkareng (Anthracoceros convexus), Ayam Hutan (Gallus.g.varius),Burung Tulumtumpuk (Megalaema javensis), Tando (Cynocephalus variegatus), Ular Sanca (Phyton molurus)
7.    Goa Alam ( Selain memiliki nilai historis/Legenda juga memiliki nilai ilmiah untuk dipelajari oleh kalangan pendidikan diantaranya Bagaimana proses terbetuknya Stalaktit dan Stalagmit serta ornamen Goa lainnya . )
8.    Goa Jepang (Selain memiliki nilai Hystoris, wisatawan bisa melihat langsung keadaan Goa Jepang tersebut dengan dibantu para pemandu wisata)
9.    Situs Budaya Batu Kalde ( Situs Budaya ini merupakan peninggalan Budaya Hindu )
3.7. Aktivitas/kegiatan wisata yang dapat dilakukan diantaranya :
1.    Recreation , Sight seeing dan Refreshing ( melihat keindahan pemandangan alam )
2.    Pendidikan & Penelitian ( observasi lingkungan alam baik flora , fauna , terumbu karang , maupun gejala fisik terbentuknya Goa Alam , Situs Budaya Batu Kalde dan Situs sejarah Goa Jepang)
3.    Trekking ( Kegiatan Penjelajahan hutan dan pantai hingga ke Goa Alam dan Goa Jepang serta melihat situs Budaya Batu Kalde )
4.    Outdoor Activity / FLYING FOX. ( Kegiatan dialam bebas dengan berbagai tujuan mulai sekedar Refreshing hingga tujuan tertentu melalui kegiatan Outbond )
5.    Wisata Menginap saat ini( didalam kawasan bisa dilayani dengan fasilitas Pondok Wisata milik BKSDA, yang menarik bisa mengamati aktivitas satwa yang aktif dimalam hari / Nocturnal animals).
 3.8. Beberapa Legenda di Kawasan TWA Pangandaran  diantaranya :
a.    GUA KERAMAT ATAU GUA PARAT
Menurut cerita gua ini dahulunya merupakan untuk bertapa dan bersemedi oleh beberapa Pangeran dari Mesir yaitu Pengeran Kesepuluh (Syech Ahmad), Pangeran Kanoman (Syech Muhammad), Pangeran Maja Agung dan Pangeran Raja Sumende.
Pangeran Maja Agung mempunyai istri empat yang salah satu istrinya bernama Dewi Cimilar Putri Jin, mempunyai seorang Putri bernama Dewi Ranggasmara.

Pangeran Pangeran Batara Sumenda adalah kakak dari Pangeran Maja Agung. Pada suatu hari Pangeran Maja Agung memanggil kedua putranya Pangeran Ahmad dan Pangeran Muhammad untuk memberikan tugas untuk mengislamkan daerah Ciamis Selatan.

Pangeran Maja Agung percaya bahwa kedua anaknya dapat menjalankan tugasnya karena mereka mempunyai kesaktian dari sepuluh jimat yang disebut Konco Kaliman.
Adik tirinya yang bernama Dewi Ranggasmara pernah meracuni kedua kakaknya karena menginginkan jimat, akan tetapi perbuatannya segera diketahui. Sebagai pembalasannya kakaknya hendak memperkosa adiknya tetapi hal itu tidak sempat dilakukan karena sempat diketahui oleh penakawannya.
Pada hari yang telah ditentukan Pangeran Ahmad dan Muhammad pergi untuk menjalankan tugasnya akan tetapi Pangeran Maja Agung tidak mendapat berita tentang putranya. Kemudian mengutus kakaknya Pangeran Raja Sumenda untuk mencarinya.
Pangeran Raja Sumenda pergi sendirian dari Mesir, beliau mendengar suara yang memberitahukan bahwa kedua keponakannya ada dalam sebuah gua.
Setelah ketemu kemudian melapor kepada Raja Maja Agung, tidak lama kemudian beliau menyusul dan bersama-sama bersemedi di gua ini yang sekarang diberi nama Gua Keramat.
Didalam gua ini terdapat dua kuburan yang bukan sebenarnya, hanya sebagai tanda saja bahwa ditempat inilah syech Ahmad dan Muhamad menghilang (tilem).

b.    GUA PANGGUNG
Menurut cerita yang berdiam di gua ini adalah Embah Jaga Lautan atau disebut pula Kiai Pancing Benar. Beliau merupakan anak angkat dari Dewi Loro Kidul dan ibunya menugaskan untuk menjaga lautan di daerah Jawa Barat pada khususnya dan menjaga pantai Indonesia pada umumnya oleh karena itu beliau disebut Embah Jaga Lautan
Sebenarnya Embah Jaga Lautan ini berasal dari Mesir yang ditugaskan untuk menyebarkan agama Islam. Beliau mempunyai isteri 7 orang yang setiap malam beliau bergiliran menengok salah satu ketujuh isterinya. Ketujuh isterinya itu selalu bertengkar satu sama lain. Pada satu hari isterinya yang ketujuh tidak sempat ditengok karena beliau pergi memancing. Pancing yang digunakann tidak berbentuk melingkar  akan tetapi lurus dan ikan yang didapatnya disebut ikan Topel karena ikan tersebut menempel pada pancingnya. Setelah beliau mempunyai ikan Tapel tersebut ketujuh isterinya kemudian rukun bersama, maka oleh karena itu beliau disebut juga Kiai Pancing Benar dan sampai sekarang masih banyak orang yang menangkap ikan tersebut karena masih percaya akan khasiatnya.
Disebut Panggung karena didalam gua ini terdapat tempat seperti panggung yang dipakai untuk sembahyang para wali atau orang-orang yang akan naik haji ke Mekkah.

c. GUA LANANG
Menurut cerita gua ini dulunya merupakan Keraton yang pertama Kerajaan Galuh, sedangkan Keraton yang kedua terdapat di Karang Kamulyaan Ciamis. Raja Galuh ini laki-laki (Lanang)  yang sedang berkelana.

 d. BATU KALDE atau SAPI GUMARANG
Ditempat ini menurut cerita tinggal seorang sakti yang dapat menjelma menjadi seekor sapi yang gagah berani dan sakti.Sapi Gumarang adalah nakhoda kapal, pada suatu hari Sapi Gumarang ini diutus untuk membeli padi kedaerah Galuh, akan tetapi tidak berhasil sebab Raja Galuh tidak mengijinkan berhubungan persediaan padi untuk daerah itu sendiri belum mencukupi.Nakhoda kapal sangat marah mendengar hal itu kemudian dia mengutus  Sapi Gumarang untuk merusak seluruh Galuh dan sekitarnya. Sapi Gumarang dapat menjalankan tugasnya dengan baik terbukti seluruh padi baik yang berada di lumbung dan disawah terkena hama. Raja Galuh sangat terkejut dengan keadaan ini dan beliau yakinhal ini pasti dilakukan oleh utusan Nakhoda, kemudian beliau menyusun putra angkatnya Sulanjana untuk mencari Sapi Gumarang dan harus mempertanggung jawabkan perbuatannya dan akan membantu Kerajaan Galuh apabila terserang hama.

e. RENGGANIS
Cerita ini berawal dengan adanya sebuah pemandian berupa sungai kepunyaan seorang Raja bernama Raja Mantri. Pada suatu hari Raja Mantri pergi melihat-lihat pemandiannya, kebetulan waktu itu Dewi Rengganis dan para Inangnya sedang mandi.Dewi Rengganis adalah putri dari kayangan, karena terdorong oleh perasaan hatinya kemudian Raja Matri mengambil pakaian Dewi Rengganis. Alangkah terkejutnya sang Dewi karena pakaiannya sudah tidak ada pada tempatnya, Inangnya disuruh untuk mencarinya akan tetapi tidak berhasil. Karena kesalnya Dewi Rengganis kemudian berkata barang siapa menemukan bajunya maka akan dijadikan saudara bila perempuan dan bila laki-laki akan dijadikan suami.
Semua perkataan Dewi terdengan oleh Raden Mantri kemudian dia keluar dari persembunyiannya. Untuk menepati janji, Dewi Rengganis bersedia menjadi istri Raden Raja Mantri.
Setelah menikah kemudian pemandian ini diserahkan kepada Dewi Rengganis. Sejak itu pemandian itu dinamakan Cirengganis dan sampai sekarang banyak orang yang masih percaya akan khasiat apabila mandi disana.

Kesembilan jenis mamalia tersebut adalah Macan Kumbang (Panthera pardus), babi hutan (Sus vilatus), Rusa (Cervus tomorensis), Kijang (Muntiacus muntjak),Kancil (Tragulus javanicus), musang (Paradoxurus hemaprodytus),Ttrenggiling (Manis javanicus), Landak (Hystrix brachyura), Kalong (Pteroptus vampyrus)

3.9.Fasilitas.
Sarana dan prasarana yang telah tersedia di TWA Pangandaran antara lain berupa
1.Pintu gerbang,
2.Loket karcis,
3.Pusat Informasi
4.Shelter,
5.Jalan Setapak,
6.Parkir Air . 


4.WANA WISATA CURUG 7 CIBOLANG

4.1.Keadaan Umum
 Luas WW Curug Cibolang terletak pada Petak : 22.a RPH Panjalu BKPH Ciamis KPH Ciamis,dengan luas : 26,2 ha .Menurut wilayah administrasi pemerintahan termasuk Desa Sanding Taman, Kecamatan Panjalu, Kabupaten Ciamis.

Wana wisata ini terletak pada ketinggian antara 800 –900 m dpl, konfigurasi lapangan umumnya bergunung. Kawasan ini mempunyai suhu udara antara 17 – 180 C.

4.2.Potensi Kawasan
 Wana wisata ini terdiri dari hutan tanaman pinus, sumber air yang ada berupa mata air dan sungai yang saat ini dimanfaatkan dengan cara membuat instalasi penampungan untuk kepentingan air bersih dan MCK. Potensi visual lansekap menuju lokasi cukup menarik dengan pemandangan alam berupa : panorama hutan dan pegunungan, sedangkan gejala alam/potensi visual lansekap di dalam kawasan yang mempunyai karakteristik khas adalah air terjun dan panorama alam.
Wana Wisata Curug 7 Cibolang digunakan untuk wisata harian dan wisata berkemah. Kegiatan wisata harian yang dapat dilakukan adalah mandi di air terjun, piknik, jalan santai, Trekking dan melihat Adu Babi, sedangkan untuk kegiatan berkemah tersedia 1 kompleks Camping Ground seluas + 2 ha.

Sejak dulu lokasi tersebut orang-orang menamakannya Cibolang tetapi masih dianggap merupakan daerah angker dan tempat makhlu-makhluk gaib.

Pada pertengahan tahun 1986 Perum Perhutani diinstruksikan harus menggali potensi wisata, dilokasi tersebut ditemukan Obyek Wisata berupa Curug (air terjun) sebanyak 7 (tujuh) buah sehingga dinamakan Curug Tujuh Cibolang.
      
4.4. Aktivitas/kegiatan wisata yang dapat dilakukan diantaranya :
1.    Recreation , Sight seeing dan Refreshing ( melihat keindahan pemandangan alam )
2.    Pendidikan & Penelitian ( observasi lingkungan alam baik flora , fauna , terumbu karang , maupun gejala fisik terbentuknya Goa Alam , Situs Budaya Batu Kalde dan Situs sejarah Goa Jepang)
3.    Trekking ( Kegiatan Penjelajahan hutan dan pantai hingga ke Goa Alam dan Goa Jepang serta melihat situs Budaya Batu Kalde )
4.    Outdoor Activity / FLYING FOX. ( Kegiatan dialam bebas dengan berbagai tujuan mulai sekedar Refreshing hingga tujuan tertentu melalui kegiatan Outbond )
5.    Camping

4.5.Fasilitas
Jenis fasilitas yang tersedia adalah : loket karcis, papan petunjuk, pos jaga, tempat parkir, MCK, bangku, pusat informasi, tempat sampah, jalan setapak, musholla, Camping ground, Shelter dan kamar ganti pakaian.

4.6.Aksesibilitas
Wana wisata ini dapat dicapai dari beberapa Kota sbb :
1.    Bandung – Pamoyanan/Abah Anom - Kecamatan Panjalu - Curug 7          : +135 Km
2.    Cirebon – Kawali – Curug 7                                                                            : +  81 Km
3.    Ciamis – Kawali – Curug 7                                                                             : +  31 Km

4.7. Pengembangan Wana Wisata Curug Tujuh Cibolang
Dalam rangka untuk menarik minat wisatawan agar mau datang ke Wana Wisata Curug Tujuh Cibolang dan untuk menambah pendapatan selain Ticket Masuk , maka perlu adanya pengembangan sarana wisata maupun sarana tambahan usaha lain diantaranya :
  
1.    MCK                                                                :   2 Unit
2.    Shelter                                                             :   5 Buah
3.    Tempat Duduk                                                :   5 Buah
4.    Jalan Setapak/Trail                                         :   3 Km  

4.8 Sarana  Usaha Wisata Lainnya :
1.    Arena Flying Fox dan Outdoor Activity          :   1 Unit
2.    Playing Ground                                              :   1 Unit
3.    Pemb.Track Offroad dan Trail Adventure     :   1 Unit
4.    Perbaikan Kolam Pemancingan                    :   1 Unit
5.    Pembuatan MCK                                           :   1 Unit


5. WANA WISATA SITU MUSTIKA

 5.1.Keadaan Umum Letak dan Luas Kawasan

Terletak pada Petak : 54.b dengan RPH Gadung, BKPH Banjar Utara, KPH Ciamis, dengan Luas danau : 3,5 Ha dan Luas Daratan : 5 Ha Desa Purwaharja, Kecamatan Purwaharja, Kota Banjar

Wana wisata ini terletak pada ketinggian 45 m dpl, konfigurasi lapangan pada umumnya berbukit. Kawasan ini mempunyai curah hujan 3.000 mm/tahun dengan suhu udara 22 – 28 0 C.

5.2.Potensi Kawasan
Wana wisata ini terdiri dari hutan tanaman campuran (Jati, mohoni, pinus). Sumber air yang ada berupa mata air yang saat ini dimanfaatkan untuk keperluan pengunjung dan masyarakat sekitar. Poptensi visual lansekap didalam kawasan yang menarik adalah danau, hutan tanaman campuran dan pulau ditengah danau.

Wana wisata ini digunakan untuk wisata harian dengan kegiatan wisata yang dapat dilakukan adalah piknik, mendaki gunung, berperahu/bersampan dan memancing.

Lokasi di areal Situ Mustika bernama blok Cicapar, pada suatu ketika sekitar tahun 1960 kota Banjar dan sekitarnya mengalami musim kemarau yang panjang sehingga persediaan akan air bersih hampir tidak ada, baik untuk kebutuhan masyarakat maupun untuk kebutuhan khusus di Rumah Sakit Umum Banjar.

Selanjutnya para pemimpin daerah kota Banjar dan unsur Jawatan Kehutanan mengadakan rembugan untuk mencarikan mata air dan ditemukan sebuah ide untuk membuat bendungan atau dam yang mata airnya mengambil dari petak Cicapar sehingga membentuk sebuah Situ.

Setelah terbentuk sebuah Situ airnya disalurkan kekota Banjar sehingga kebutuhan air bersih untuk kebutuhan masyarakat dan RSU Banjar dapat teratasi dan masyarakat pun merasa sejahtera dan mulia. Karena air dari Situ tersebut membawa sejahtera dan mulia terhadap masyarakat maka sejak itu orang menamakan “Situ Mustika”.

Sebelum tahun 1965, situ Mustika dalam kekuasaan BTI/PKI. Mereka menguasai kompleks kehutanan ini semata-mata karena mendapat dukungan dari SB Kehutanan/SOBSI pada masanya. Tatkala G-30-S PKI meletus kedudukan oknum BTO/PKI menjadi terdesak. Pada tahun 1966, kompleks Situ Mustika ini dikuasai pihak berwajib dan selanjutnya diserahkan kepada pihak Kehutanan Ciamis.
Mulai tahun 1985 ini pihak Perum Perhutani sudah menetapkan Situ Mustika sebagai obyek wana wisata.

5.3. Aktivitas/kegiatan wisata yang dapat dilakukan diantaranya :
1.    Recreation , Sight seeing & Refreshing ( melihat keindahan pemandangan alam )
2.    Pendidikan & Penelitian ( observasi lingkungan alam baik flora , fauna , terumbu karang , maupun gejala fisik terbentuknya Goa Alam , Situs Budaya Batu Kalde dan Situs sejarah Goa Jepang)
3.    Trekking ( Kegiatan Penjelajahan hutan dan pantai hingga ke Goa Alam dan Goa Jepang serta melihat situs Budaya Batu Kalde )
4.    Outdoor Activity / FLYING FOX. ( Kegiatan dialam bebas dengan berbagai tujuan mulai sekedar Refreshing hingga tujuan tertentu melalui kegiatan Outbond )
5.    Camping
5.4.Aksesibilitas
Wana wisata ini dapat dicapai dari beberapa Kota dengan Jalur wisata sbb :
1.    Bandung – Tasikmalaya – Ciamis – Banjar – Situ Mustika :   + 150 Km
2.    Purwokwrto – Banjar – Situ Mustika                                     :   +   93 Km
3.    Cirebon – Ciamis – Banjar - Situ Mustika                         :   + 120 Km                                       
5.5. Pengembangan Wana Wisata Situ Mustika
Dalam rangka untuk menarik minat wisatawan agar mau datang ke Wana Wisata Situ Mustika  dan untuk menambah pendapatan selain Ticket Masuk , maka perlu adanya pengembangan sarana wisata maupun sarana tambahan usaha lain diantaranya :

1.    MCK                                             : 2 Unit
2.    Shelter                                          : 5 Buah
3.    Tempat Duduk                             : 5 Buah
4.    Jalan Masuk baru                         : 1 Unit (Jalan masuk yang sekarang melewati
   Tanah milik sehingga sulit dikembangkan.
5.5.Sarana  Usaha Wisata Lainnya :
1. Arena Flying Fox                            :   1 Unit
2. Playing Ground                               :   1 Unit
3. Perahu dayung/Canno                    :   5 Unit
4. Bale Pertemuan                              : 10 Buah
5. Cafetaria/Coffe Corner                   :   1 Unit
6. Pengadaan Sepeda Mini                : 10 Unit







Tidak ada komentar: